Senin, 24 Oktober 2011

sesalkah?

engkau punya dia sementara aku sendiri  
tak mungkin orang kan tau kita mencinta
inikah namanya cinta diam-diam
hanya tuhan engkau dan aku yang tau
biarkanlah ragamu ini jadi miliknya
namun hati dan cintamu pasti untukku

lagu itu menyelimuti keheningan dalam mobil
siapa yang tahu akan hadirnya laguini pada saat sekarang, saat dimana seseorang disulitkan akan hadirnya dua orang yang berbeda pula
keheningan menyelimuti antara citra, kirana dan tommy
sungguh kalut perasaan tommy kali ini,
bergegas tangannya memencet tombol yang ada di tape mobilnya saat  itu namun segera dicegah oleh gadis yang sedaritadi duduk disamping jok kemudi, samping tommy tepatnya
"jangan, lagunya enak ko" sergahnya
diurungkan niatnya untuk memindah ataupun mematikan chanel radio yang keluar dari tapenya itu
"dalem banget yah lagunya, cowoknya egois nih, maruk" ujarnya disela-sela melantunnya lagu itu, tertunduknya gadis yang sedari tadi duduk di belakang kemudi
"pastinya sakit yah diduain wuih yang nyiptain lagunya keren, iya kan cit?" tanyanya pada gadis yang sedari tadi menunduk rasa bersalah
"iya na dalem banget lagunya" ujarnya pelan
"makasih ya kalian selama ini udah nemenin aku chek up" ujarnya lirih

dia kirana gadis yang sudah satu tahun ini mendampingi hidup tommy sebagai seorang kekasih, begitu bahagianya dia memiliki pacar seperti tommy, namun kebahagiaannya pupus setelah 3 bulan terakhir ini
semakin lama semakin habis semua organ tubuhnya, penyakit ganas itu menyerangnyamenghabiskan sel-sel dalam tubuhnya terutama kepala dan dalamnya
kangker otak yang baru diketahuinya 3 bulan terakhir itu memupuskan harapannya, harapan menjadi seorang model terkenal
namun harapanya tak terlalu pudar mengingat tommy yang selalu setia disisinya dan juga citra sahabat barunya 6 bulan terakhir ini
namun sesuatu yang belum diketahuinya tentang citra maupun tommy, mereka menutup suatu rahasia rapat mengingat kondisi kirana yang semakin hari semakin melemah.

Rasa bersalah semakin hari mengahntui kedua insan yang sedang diselimuti kebimbangan, kesalahan yang mendalam

“sama-sama sayang, apasih yang engga buat kamu?” ujar tommy yangmencoba menghangatkan suasana
“tapi kalo boleh jujur aku capek, aku capek banget terus-terusan ngerepotin orang” ujar kirana tertunduk lesu
“hus gaboleh ngomong gitu, kamu ga ngerepotin siapapun ko na” citra buka mulut setelah sekian lama bungkam
“aku sayang kalian berdua”ucapnya sambil memberikan senyum manisnya
Kirana, gadis yang dulu sangat mempesona
Yang dulu menjadi primadona
Yang dulu selalu dipuja
Yang di bilang perempuan paling beruntung karena bisa mendapatkan hati seorang tommy.
Dulu. Dahulu !
Sebelum semuanya direnggut oleh penyakit ganas yang semakin hari semakin mengancam nyawanya.

Tommy
Seorang yang cukup terkenal dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkup kariernya sebagai seorang fotografer. Menjadi kekasih kirana bukanlah hal mudah dalam hidupnya karena kirana adalah salah satu bintang iklan maupun model terkenal, setia mendampingi kirana selama sakitnya, bukanlah hal yang mudah, jatuh cinta pada gadis lain pun sering ia lalui, sampai akhirnya jatuh hati pada seorang citra, sahabat kekasihnya yang ia jumpai saat pengambilan gambar kirana 5 bulan lalu, dimana saat itu citra-lah yang menemani sang kekasih. Tanpa ia sadar ia jatuh cinta pada pandangan pertama, jatuh cinta pada paras lugu citra, pada paras ayu citra yang tak banyak orang lain punya.

“aku takut” lirih citra saat mereka sedang mengantar kirana kemo sore itu, tentunya tanpa ada kirana disitu, kirana sedang kemo bersama tim medis
“aku tau, aku juga takut, tapi apa yang harus kita lakuin sekarang ? gak mungkin kan kita bongkar rahasia kita sekarang ? aku gatega cit, aku ga tega” ujar tommy sedikit emosi
“aku juga sama tom, tapi apa kamu tega biarin dia dalam kebohongan kita? Kita jahat tom, kita jahat” ujar citra dalam sela tangisnya
“iya kita jahat, dan kamu lebih jahat” tuduhnya yang sempat membuat mimik wajah citra berubah menjadi takut
“kenapa disaat kayak gini kamu bisanya Cuma nyalahin aku aja, salah aku apa? Toh ini juga salah kamu, kenapa kamu waktu itu deketin aku? Padahal kamu udah punya kirana, kenapa kamu maksa aku? Padahal aku udah nolak kemauan konyol kamu, dampaknya apa? Dampaknya ini kan ? aku sayang kamu, tapi aku lebih sayang dia, kirana sahabat aku”
“aaaarggh aku pusing, tolong dong kamu ngertiin aku”
Tanpa mereka sadari sepasang mata memandangnya sendu sebelum akhirnya tubuhnya menghantam lantai keras
“kirana” ujar tommy kaget mendapati tubuh kirana terjatuh lemas dihadapannya namun sebelumnya ia yakin kirana mendengar semuanya, kirana mendengar apa yang ia takutkan
Yang ia takutkan pun benar terjadi, disaat keadaan kirana benar-benar dalam keadaan lemah, kirana harus mendengar semuanya.

Teringat waktu itu, waktu dimana mereka memulai garis hitam dalam sebuah garis merah

Dia gadis cantik yang selalu diimpikan kaum adam tak terkecuali tommy, dari hubungan rekan bisniss menjadi sebuah hubungan yang cukup serius. Setahun lebih mereka jalani dengan status pacaran sampai saat itupun tiba, saat yang diinginkan tapi akhirnya tak diinginkan juga. Saat dimana dia, tommy harus bertemu dan jatuh cinta pada citra gadis yang ditemuinya saat sedang pemotretan berlangsung, kedatangan citra bukan hanya sekedar datang, kedatangan citra diundang kirana, niat untuk memperkenalkan sahabatnya pada kekasihnya
“tom kenalin dia citra sahabat aku” ujarnya ketika menangkap tatapan bingung tommy seakan bisa membaca fikiran tommy tentang siapa gadis yang dilihatnya
“oh, pantesan aku baru liat, aku kira dia juga model” candanya
“tommy” ujar tommy seraya mengulurkan tangan
“citra” ujar citra tersenyum manis sambil membalas uluran tangan tommy sambil menjabatnya pelan.
Perkenalan singkat itulah yang akirnya menimbulkan masalah.
“yaudah ya cit, aku tinggal dulu sama tommy, aku mau ganti baju dulu” pamit kirana saat itu
“lagi sibuk apa?” tommy membuka pembicaraan
“nyelesain novel yang ketujuh” jawabnya, citra memang seorang penulis terkenal, karyanya tak diragukan lagi.
“waw hebat dong” dan akhirnya percakapan mereka berlanjut

Semakin hari mereka semakin dekat, tanpa sepengetahuan kirana pastinya.

Tuhan tolong aku ingin dirinya rindu padanya memikirkannya
Namun mengapa saat jatuh cinta, sayang-sayang dia ada yang punya

Hingga saat itu tiba, saat dimana mereka telah termakan dalam emosinya masing-masing, emosi yang hanya mementingkan ego masing-masing.
Sore itu dimana mereka sedang berlibur di pulau dewata bersama kirana juga pastinya, namun kirana ada panggilan mendadak mengenai pekerjaannya sehingga mengharuskan kirana terbang ke ibukota saat itu juga, tinggalah citra dan tommy disana
“aku sayang kamu cit” ujar tommy saat mereka sedang makan malam di sebuah restoran di kawasan kuta
“aku ga bisa ngehianatin kirana tommy”sergah citra yang saat itu diluputi kebingungan,
 “aku juga sebenernya gabisa cit, tapi aku gabisa bohongin diri aku sendiri, kalo aku sayang sama kamu, aku mau kamu” ujarnya penuh harap, citra memang munafik jika dia tak mau mengakui bahwa sesungguhnya ia juga mencintai lelaki yang saat itu berdiri di hadapnya dengan wajah penuh harapnya
“tapi kirana?”  “asalkan kamu bisa menyembunyikannya aku fikir kirana ga bakal tau” ujarnya, entah terhipnotis atau apa, citra meng-iyakan saja apa mau tommy, karena sejujurnya memang iya sangat menginginkan lelaki itu. Awalnya hubungan mereka baik-baik saja, namun memang benar kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, entah mengapa secara tidak langsung selalu saja ada factor yang membuat mereka terpojokan

Seperti saat melantunya lagu rio febrian, benar-benar membuatnya terpojokan.
Dan kini…
“kalo sampeada apa-apa samakirana aku ga bakal maafin kamu cit” ujar tommy geram sebelum akhirnya ia membawa kirana ke ruang rawat.
Kirana kini sedang ditangani medis, sementara tommy dan citra menunggu diluar dengan wajah penuh cemas, tommy yang sedari tadi hanya bisa membulak-balikan langkahnya, sementara citra hanya bisa menangis, menangis akan ketidak tegaanya terhadap kirana, menangis atas penyesalannya, dan menangis atas ucapan tommy sebelumnya
“pliss dong cit ga usah nangis,cengeng banget sih kamu” grutu tommy yang risih mendengar isak tangis citra
“kamu ngerti dong, aku nangis gini juga karena kamu” “kamu mau main salah-salahan lagi? Apa lagi sih salah aku?” ujar tommy dengan nada kemarahan
“oke fine masalah ini karena kita berdua, tapiaku ga suka kamu bentak – bentakaku kayak tadi dan nyalahin aku seperti ucapan kamu sebelumnya” tegas citra
“oke,aku minta maaf cit, aku kalut, aku emosi”ujar tommy tertunduk lesu
Percakapan mereka terhenti ketika suster yang sedari tadi berada di dalam ruang dimana kirana sedang ditangani dokter keluar dari ruangan
“sus gimana keadaan kirana?” Tanya tommy penuh harap, berharap mendengar kabar bagus dari sang suster
“maaf, pasien sedang ditangani dokter, silahkan anda menunggu diluar, dan maaf tolong jangan buat gaduh di dalam rumah sakit” ujar suster itu sebelum ia berlalu pergi. Taklama dokter keluar, dan lagi-lagi tommy menanyakan hal yang sama seperti yang ia tanyakan pada suster tadi
“dok, gimana keadaan kirana?” Tanya tommy, namun kali ini mendapat jawaban pasti dari sang dokter
“penyakitnya sudah benar-benar menggerogoti organ tubuhnya, ditambah lagi ada tekanan dalam jiwanya sepertinya pasien sedang ada masalah,tolong jangan tambahkan bebannya, keadaan pasien sangat lemah, kemungkinan hidup lebih tipis . pasien ingin segera bertemu dengan kalian” jelassang dokter, tanpa menunggu lama keduannya berebut masukuntuk melihat keadaan kirana.
“aku  udah tau semua” ucap kirana lirih “maafin aku” ujar citra tak kalah lirih “maaf  kirana” ujar tommy penuh sayang
“aku sedikit kecewa, tapi aku seneng seengganya kamu cit yang bakal gantiin posisi aku entar” ujar ikirana semakin melemah sambil menyatukan tangan dari keduanya yang berarti ia juga merestui hubungan yang dulunya sempat menjadi hubungan terlarang, sampai akhirnya nafas terakhir dihembuskannya tanpa sepatah katalagi keluar dari bibir manisnya

Belum sempat ku membagi kebahagiaanku
Belum sempat ku membuat dia tersenyum
Haruskahku kehilangan tuk kesekian kali
Tuhan kumohon jangan lakukan itu

Sebab kusayang dia
Sebab kukasihi dia
Sebab kutak rela
Tak slalu bersama
Kurapuh tanpa dia
Seperti kehilangan arah
Pemakaman berlangsung hikmat, kesedihan menyelimuti seluruhnya tak terkecualitommy dan citra, mereka benar-benar menyesali apa yang diperbuatnya, mereka sangat berterimakasih atas apa yang dikorbankan olehnya, tampak dilangit ada sebuah cahaya yang  mengkilap, terlihat cahaya tersenyum tanda perpisahan, mereka akan terus menjaga kepercayaan yang di berikan oleh orang yang tersayang.

jiwanyaa raganyaa

kini ku berdiri menatap bayangan dicermin kamarku, menatap diriku, keseluruhanku, apa yang salah dari ku ?
menangis diriku sejadinya, tanpa ingin seorang pun menanyakan kenapa
jangan ganggu !
ku ingin sendiri !
tanganku menyentuh pipi dengan lembut, membayangkan apa yang dulu pernah terjadi,sentuhan telapak tanganmu membuatku merasakan indah akan dunia. mungkin memang hal biasa, namun karena mu aku senang tak peduli orang berkata apa. derai tangis terus membasahi pipiku . melampiaskan semua yang terjadi
........................
"mata lu kenapa sembab vi?" tanya Dira teman dekatku
"engga papa ko" sergahku halus

"ayolah vi jangan murung terus dong" paksa Zahra ,tak terasa derai air mataku jatuh membasahi pipiku, aku menangis lagi, dan menangis sejadinya
"vi, gue juga sedih atas perginya alvin, tapi ya mau gimana lagi vi itu udah kehendak tuhan" nasehat zahra bijak

alvin, namanya selalu terukir di setiap hariku, disetiap nafasku, disetiap denyut nadiku, di setiap detak jantungku

sadar akan, isak tangisku takan mampu membuatnya kembali, takan mampu membuat raganya  bersamaku, berada disampingku, mengisi hariku, disekitarku ikut iba akan hal ini, yang membuatku semakin tertekan.

"vi, pulang sekolah anterin gue ya ke toko kaset di deket jalan madu itu" pinta zahra
dan aku hanya mengangguk pasrah

pulang sekolah, dengan langkah gontai ku telusuri di sekitar jalan madu, lelah memang ku sadari tak menemukan toko kaset yang dituju, ada hal janggal yang kurasakan, mengapa jalan yang ku lalui tampak persis dengan jalan sebelumnya, atau mungkin memang sama
kulirik zahra yang sedang memandang wajahku,kutatap dengan tatapan bingung
"jauh" ucapku irit, sungguh irit
"yaelah vi, luga sadar juga gue ajak muter nih tempat 3 kali?" tanya zahra yang sukses membuatku memajukan bibir mungilku
"pantesan" cibirku, masih bungkan untukku untuk berbicara banyak, karena memang menurutku tak penting untuk aku mengeluarkan kata yang memang tidak penting untuk dikatakan, begitu pula dengan tawa. mengapa harus tertawa jika memang itu tak untuk ditertawakan.

"haha yaudah deh vi, nih udah sampe depan tokonya, masuk yu" ajak zahra sambil menarik lenganku agar aku mengikutinya
"beli apa sih?" tanyaku malas
" gatau, gue lagi pengen liat dulu aja" ujarnya langsung melesat menuju bagian musik yang didinginkannya, tanpa pikir panjang ku langkahkan kaki menuju deretan musik jazz yang memang tergolong aliran musik kesukaanku, tanganku menyentuh sebuah kaset yang kusuka bersamaan dengan itu sang penjaga toko mulai memainkan, menyetel tepatnya lagu yang sesuai dengan lagu yang kusuka, kulihatsang penjaga toko, dia tersenyum ramah padaku, dan ternyata dia sengaja memutarkannya untuku, aku balas tersenyum dan kembali terfokus pada kepingan cd di genggaman tanganku

teringat kembali...

gesekan biola memaksaku melangkahkan kaki menuju ruang musik dimana disitulah dia berada, lagu yang mengalun lembut, itulah kali pertamanya kita berjumpa, aku mengenalnya lewat lagu ini, wajahnya yangtampan, namun sayang terlihat pucat, sedikit perbincangan dengannya membuatku tahu siapa dia, alvin.

tak terasa tetesan air itu lagi menetes dari bola mataku, sejenak ku terisak, namun kulihat sapu tangan putihtelah tersodor dihadapku, rupanya penjaga toko itu yang memberikan,tatapannya sungguh teduh seperti aku melihat alvin . ku ambil sapu tanganitu dan ku hapus air mata yang telah membasahi pipiku
"kamu jelek kalo nangis" ujarnya saat itu
mengingatkanku.....

"mamah sama papah jahat sama aku"cercaku pagi itu
 "maaf sayang, mamah ga mungkin lagi bersatu sama papah"
itulah perceraian orang tuaku, aku lebih memilih pergi dari rumah menangis sendiri di taman dekat rumahku
"kamu jelek kalo nangis" ujar seseorang sambil menyerka air mata di pipiku menggunakan ibu jarinya, dia alvin yang setiap harinya menemani hariku

"makasih" ujarku sambil tersenyum padanya, ku letakan kaset itu dan berlalu pergi meninggalkan toko kaset itu, meninggalkan zahra yang juga masih berada disana

entah mengapa sepanjang perjalanan aku memikirkan lelaki yang sedari tadi berada di toko kaset,penjaga toko tepatnya

"via kenapa lu ninggalin gue si?" cerca zahra di sebrang sana
"maaf ra" ujarku, sedikit bersalah memang ku meninggalkannya
"yaudahlah eh penjaga toko kaset minta nmor lu, gue kasih aja,maaf yah"ujarzahraada nada penyesalan terdengar di telingaku
"yaudah gapapa, eh ra udah dlu ya, cape" ujarku lalu memutuskansambungan telefon

tak lama handphoneku berdering kembali, kufikir zahra
"apa lagi ra?" tanyaku jengkel
"aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku" dan sambungan telefon terputus, kulihat nomor yangtertera, tak kukenal fikirku, kucoba abaikan namun ada pesan masuk dari nmor yang sama

08xxxx
senyum yag dirindukan :')

aku mengerutkan kening tanda tak paham akan pesan ini

08xxxx
tunggu  aku datang kerumahmu

ujarnya, dan benar saja, tak lama pintu rumahku berdering, kusegerakanmenuju pintu dan kulihat siapa yang datang, kubuka pintu dan kudapati kaset yang tadi siang kulihat di toko kaset, dan tertera nama pengirim, Rio, aku tersenyum membacanya, rio? apa dia bisa menggantikan alvin? kaset ini? lagu itu? apa jiwa alvin ada dalam raga rio? pertanyaan mengahantui setiap malamku, tak jarang pula pesan yang dikirim rio untukku, terkadang ku balas dngan kata-kata yang menurutku bijak

08xxxx
senyum indah ingin kulihat dirimu

-
inginku tunjukan senyum itu
siapa dirimu gerangan?

aku pura-pura tak tahu siapa dia, ku akui aku jatuh cinta padanya aku suka padanya, ia benar-benar alvin yang kurindukan, ku ingat, sapu tangannya, ku ambil dari laci kamarku, dan kuingat pertemuan pertama kita, tekad ku , aku akan menemuinya di toko besok
.......................

tiba di toko tak kujumpai orang yang bernama rio, dan kudapatiseseorangtelah berdiri dibalik meja kasir yang biasa rio tempati
"maaf mba, mau cari kaset apa ya?" tegurnya, dan aku hanya menggeleng masam
"ada rio?" tanyaku hati-hati
"oh kamu temennya rio ya? rio kan sedang dirawat sejak5 hari lalu, penyakitnya makin menjadi" jelasnya
"sakit apa ya?" tanayaku penasaran
"kangker otak udah stadium akhir"
itu..........

"siapa keluarga alvin?" tanya dokter setelah menangani alvin yang berada dirumah sakit saat itu
"saya dok, saya pacarnya" jelasku, sudah 5 hari lebih aku menjalin hubungan dengan alvin
"keadaannya memburuk, kangker otak yang dideritanya mencapai stadium akhir,beliau tetap tidak mau untuk di kemo" jelas dokter panjang lebar, membuatku serasasesak, tak kuat membendung air mata, dia alvin

dengan gugup kubuka pintu kamar yang suster bilang, disinilah tempatrio dirawat
"kamu" ujarnya kaget
"kamu rio?" tanyaku hati-hati
"kamu udah tau ya? hehe maaf ya bukan maksud aku neror kamu, tapi aku suka sama kamu" ujarnya langsung yang sempat membuatkuternganga dan sempat pula membuat pipiku menimbulkan guratan merah
"ah kamu, cepet sembuh ya, aku gamau kamu sakit, aku kan juga suka sama kamu"
awal ku menjalin hubungan dengannya
semakin  hari semakin dekat, dia bilang merindukan senyumku, dan dia yang membuatku selalu ingin tersenyum padanya
"nah kalo kamu senyum kan cantik" ujarnya penuhsenyum
"aku kan udah senyum, kapan kamu sembuhnya?" ujarku, memang sebulan lebih kini dia berada disini, dirumah sakit
"aku tuh cape vi" jelasnya
"hush harus kuat dong, aku mau kamu sembuh"
"tapi akucape vi, sakit" rintihnya, dan akupun mulai menangis
"kenapa kamu tangisin aku? belum tentu aku nati sekarang tauk, umurkan udah ditentui sama yg diatas"ujarnya polos
saat itu......

"aku ga kuat vi, aku cape, ijinin aku pergi yah sayang"ujarnya lirih
"jangan ngomong gitu vin, aku sayang kamu" ujarku sambil menangis dipelukannya
"jangan nangis dong, belom tentu juga aku mati sekarang, siapa tau besok hehe" candanya yang menurutku tak lucu, ya alvin

"vi, ikhlasin aku ya" ujarnya tiba-tiba
"yo" lirih via
dansenyum terakhir rio saat itu pula hilang

tapi itu.....

"aku pamit vi"
"vin jangan ngelantur ah"  tegasku
"hhhhhhhh" nafas terakhir yang dihembuskannya, alvin


aku terisak, benar benar buruknasibku saat ini? aku menemukan rio, yang berjiwa alvin, namun mengapa aku harus kehilangannya seperti ku kehlangan alvin